KOTA MALANG - Perpustakaan memiliki peranan yang penting yaitu sebagai jantung perguruan tinggi yang mendukung kegiatan sivitas akademika. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi.
Namun sayangnya di kalangan sivitas akademika masih kurang memahami perang penting perpustakaan. Ini terlihat dari masih sedikitnya mahasiswa yang mau berkunjung ke perpustakaan, bahkan mayoritas ke perpustakaan hanya saat semester akhir karena butuh referensi untuk mengerjakan skripsi atau menjelang wisuda.
Fenomena ini juga dicermati oleh salah satu dosen di UB yaitu Layta Dinira, S.Si., M.Si., yang merupakan dosen Kimia di Fakultas MIPA UB. Dia mendapatkan pengakuan dari beberapa mahasiswa yang diajarnya bahwa selama ini mereka ke Perpustakaan UB hanya untuk numpang colokan listrik. Ini tentunya sangat memprihatinkan, dari sekian peranan dan manfaat yang diberikan perpustakaan ternyata hanya difungsikan sebagai tempat menumpang colokan listrik.
Untuk itulah Layta mengajak para mahasiswanya untuk mengerjakan tugas di Perpustakaan UB. Dengan mengerjakan tugas di Perpustakaan UB maka mahasiswa bisa dengan mudah mendapatkan dan mengakses referensi yang legal, tepat, dan berkualitas untuk mendukung perkuliahannya.
“Koleksi Perpustakaan UB sangat membantu mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikan. Mata kuliah yang kami ampu adalah Matematika Kimia. Topik hari ini tentang integral dan aplikasinya dalam ilmu kimia. Buku referensi koleksi perpus UB seperti: Kalkulus oleh James Stewart, Applied Calculus for the Managerial Life and Social Sciences oleh Soo T. Tan, Thermodynamics from concept to applications okeh Arthur Shavit & Chaim Gutfingen) sangat membantu mahasiswa menyelesaikan tugasnya, ” demikian dituturkan oleh Ibu Layta di sela-sela aktivitasnya mengarahkan para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di Ruang Label Putih.
Layta berharap koleksi fisik di Perpus UB bisa bertambah dengan edisi cukup baru (maksimal 10 tahun terakhir) sehingga ilmu dan informasi yang diberikan selalu up to date sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di luar sana. (*/Humas UB)